Langsung ke konten utama

"Dialing"

Papa - Mama


Terkadang rasa kangen itu muncul tiba tiba disaat yang tidak tepat. Walaupun selalu merindukan senyum beliau , tapi ada saat saat dimana rindu itu memuncak dan ingin mengadu sejadi jadinya kepada Allah. Bahwa indah kangen , ingin bertemu , berdoa agar secepatnya dikumpulkan dengan keluarga tercinta di Surga Allah. Tanpa sadar jari jari ini mengetik keypad ponsel
" pa, sedang dimana pa.. "
*sent*

Seolah olah kenangan saat sepulang sekolah dulu tersingkap lagi dihadapanku, ketika pesan tersebut kukirimkan dan papa datang menjemput ke sekolah. Bukan maksud untuk meminta yang aneh aneh dari pesan tersebut. Hanya rindu mengirimkan kata kata seperti itu kepada Ayahanda tersayang. Setauku nomor ponsel yang sudah kuhafalkan itu sengaja dilepas mama dari hp papa dan disimpan. Karena itulah ada keberanian yang membuatku mengirimkan pesan seperti itu. Kupikir sms itu tidak akan ada yang membacanya. Biarlah kukirimkan agar ada sedikit perasaan lega bersama doa yang kupanjatkan.

Hidup mengajarkan kita untuk lebih dewasa, lebih tangguh dan lebih kuat . Dulu dengan dorongan beliau dan banyak orang aku tidak merasakan bahwa itu sulit dan melelahkan. Melainkan membuatku lebih semangat dalam menjalani semuanya. Sekarang satu per satu orang orang tersebut sibuk dengan kesibukannya sendiri. Sibuk bergelut dengan hidup dan masalah mereka pribadi. Dan hanya Allah lah yang tidak pernah meninggalkan hambanya kapan dan dimanapun serta dalam kondisi apapun dia. Lagi lagi ketika dalam kondisi kondisi tertentu rasa rindu yang tidak bisa dibendung membuatku melakukan hal konyol, keypad ponsel masih berbunyi lalu kutekan "send".
" pa, indah kangen"
*sent*

Lagi lagi ke nomor yang kukira tidak lagi aktiv, karena terkadang aku masih sering men-dial nomor tersebut. Pernah terasa lelah memakai topeng untuk menutupi perasaan rindu ini, pernah letih untuk tersenyum dibalik diamnya air mata yang mengalir. Pernah pula tangis yang keluar susah payah untuk diredam. Tapi teringat kembali kata kata terakhir beliau ditelfon 13 januari 2014 lalu

"Jangan menangis nak.."

Kata kata tersebut lah yang memberi kekuatan untukku tetap tegar. Dan rasa percaya akan indahnya rencana Allah setelah semua ini , itulah yang membuatku tetap tersenyum.
Nomor hp papa, akhirnya dibuka oleh Mama entah dengan alasan apa. Dan bingo! Sms sms tersebut segera masuk ke kotak pesan dan Mama lah yang membacanya. Pesan pesan singkat tersebut menjadi tersangka menangisnya mama malam ini. Yang tidak lain akulah yang mengirimkan. Air mata mama yang menetes bak sayatan tambahan di batinku. Tidak ingin melihat mama menangis karena aku yang merindukan papa, malah pesan pesan tersebut ditemukan sendiri oleh Mama.

Maafkan indah ma.. Mama selalu bilang nggak papa dan nggak papa , maafkan indah. Masih susah membendung rindu itu ma.. indah cuma nggak pengen mama tau, tapi indah memang gak pintar cari jalan pintas lain.. hehe Mama jangan menangis, setiap hari keinginan indah untuk segera sukses dan membahagiakan Mama semakin besar dan besar Ma. Karenanya, Mama jangan menangis..

Komentar